Minggu, 10 Mei 2009

TEKNOLOGI PERANG


Pengembangan ISIS untuk Helm Perang

Negara-negara maju mengharuskan seluruh pria dewasa mengikuti wamil (wajib militer) selama batas waktu tertentu. Kegiatan itu bertujuan mempersiapkan diri bila sewaktu-waktu terjadi peperangan. Teknologi dan strategi tentu menempati peran penting guna membantu kerja mereka.

Untuk itulah, para insinyur ISIS (Institute for Software Integrated Systems) di Vanderbilt University mengembangkan sebuah sistem unik. Temuan tersebut bisa sangat membantu kerja pasukan di medan perang. Para insinyur di ISIS mengubah helm perang menjadi sebuah "smart nodes" dalam jaringan sensor nirkabel.

Sistem pengawasan tersebut cukup dikenakan salah seorang tentara. Helm perang itu memiliki empat buah "smart nodes". Fungsi komponen tersebut adalah menjadi jaringan sensor nirkabel untuk memetakan gelombang. PDA digunakan untuk bisa memaksimalkan kerja sistem itu.

Nantinya, PDA bisa menjadi gadget informasi penting. Salah satunya adalah menunjukkan lokasi musuh dalam gambar 3D. Keakuratannya diklaim memiliki resolusi tinggi.

Dengan helm itu, seorang pasukan dapat memetakan persebaran prajurit musuh. Pengguna juga bisa mengetahui posisi penembak yang berada di sekitar kita. Apakah dia sedang berdiri atau berlutut. Hebatnya, jenis senjata sistem tersebut bisa memetakan jenis senjata musuh kita.

Dengan kemampuan seperti itu, peluang memenangkan peperangan cukup besar. Dengan catatan, si pengguna harus bisa memaksimalkan pemakaiannya. Sebenarnya, setahun belakangan, sudah banyak ilmuwan yang mengembangkan sistem sejenis.

Sistem ISIS mendeteksi gelombang suara yang dihasilkan dari letusan senjata api. Bedanya, sistem ISIS tidak hanya berpusat pada sebuah sensor yang menangkap karakteristik khusus. Terutama dari gelombang suara balistik.

Sistem ISIS juga menggabungkan informasi dari beberapa titik untuk memetakan posisi musuh. Selain sensor suara, sistem ISIS menggunakan teknik yang jelas untuk menyaring gema. Kekuatan gema karena ledakan senjata api dapat mengakibatkan kerja sensor pendeteksi lainnya terhalang.

Jadi, sistem ISIS tidak hanya dapat memetakan satu musuh di depan atau belakang kita. Sistem ISIS bisa memetakan beberapa penembak sekaligus dalam waktu bersamaan. Hal itu disebabkan adanya gabungan empat buah "smart nodes". Data analisis tersebut lengkap dengan posisi tubuh dan kaliber senjata yang dibawa setiap orang.

Semakin banyak gerak-gerik musuh yang ditangkap sensor ISIS, semakin akurat pula sistem ISIS menunjukkan posisi musuh. Energi teknologi itu bersumber dari empat buah baterai AA. (pna/bs/kkn)

Teknologi Perang ala ISIS

Bermanfaat untuk mendeteksi posisi lawan.

Bisa mendeteksi musuh dari segala posisi pengguna secara bersamaan.

Digunakan alat seperti PDA untuk memetakan posisi musuh.

Gambar posisi musuh ditampilkan dalam bentuk 3D.

Menganalisis jenis senjata yang digunakan musuh.

Menggunakan empat baterai AA untuk sumber energi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Photobucket Indonesian peoples thing..